Entri Populer

Jumat, 04 November 2011

20-01-10


Saat ini, aku merasakan dilema akan perasaan saya terhadap dia. Dia yang telah mengajarkanku tentang bagaimana mencintai dan dicintai itu, rasanya telah pergi menjauh dari semua kehidupanku. Memang benar sich, aku membiarkan dia bersamanya, karena aku tak mau mereka berdua rusak akan diriku yang hadir di tengah-tengah mereka berdua. Aku tak tau lagi bagaimana untuk menghilangkan rasa ini.  Apa yang aku takutkan pada hari itupun tiba saat ini. Aku tau kehadiranku  diantara mereka, hanya menambahkan masalah saja diantara hubungan mereka. Aku yang awalnya berniat untuk memperbaiki hubungan mereka, ech kenapa harus jadi serunyem ini. Sakit, memang sakit.., tapi aku berusaha untuk menyembunyikan rasa sakitku ini. Sulit untuk bisa dipercaya memang, tapi setlah kejadian ini, aku tau mungkin belum saatnya aku membuka hati pada seorang pria yang dapat mengisi hari dan kehidupanku untuk saat ini. Aku menyadari, bahwa ku masih belum cukup umur untuk semua itu, tapi setelah dia mengajariku  bagaimana menebar cinta itu kepada seseorang yang amat kita sayangi. Memang sakit saat harus dihadapkan pada masalah yang demikian rumit ini. Mungkinkah ini yang dikatakan sakit hati?? Ntahlah, aku hanya bisa berharap suatu hari nanti seorang pangeran sejati akan datang menghampiriku dan bersedia untuk menemani  serta menghiburku di saat aku tertimpa sesuatu. Ku menyadari, aku tidak pantas untukmu, tapi aku sudah berusaha semampuku untuk menghibur dia dan membuatnya menjadi lebih dewasa, mudah-mudahan dia bisa menyadari apa yang aku berikan kepada dia selama ini. Tuhan, sampaikan kepadanya Terima kasih untuk semua rasa sayang yang dia berikan kepadaku selama ini dan sampaikan pula permohonan maafku  atas semua tindakan-tindakan yang saya tunjukan kepadanya serta kehadiran saya diantara hubungan mereka yang baik-baik saja.
        Kini hatiku telah menangis, setelah luka  menggores hati kecilku. Semuanya telah pudar, luluh serta hancur. Tapi akan selalu hidup utnuk siapa saja yang membutuhkan perhatianku, tapi saya berharap semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Sudah cukup ku merasakan rasa sakit ini, sudahlah saya tidak mau mengungkit masalah yang kecil ini, saya tidak mau ini menjadi masalah yang berat dan melibatkan banyak orang bahkan merepotkan orang lain. Kini ku biarkan engkau hidup denganya, janganlah ingat apa saja yang telah saya berikan, tapi ingatlah pengorbananmu untuk bisa menjadi seperti ini, karena saya tau engkau lebih banyak tau mengenai ini, terima kasih untuk pembelajaran singkatnya, aku mau kamu bisa tersenyum manis dengannya, jangan sakiti hatinya lagi tapi berusahalah membuatnya tersenyum dengan apa yang kamu miliki, jadilah dirimu sendiri dan berikan pengertian terhadap orang yang kamu sayangi itu.
        Karena saat ini, saya menyadari bahwa ku tak lebih dewasa dari pada dia yang lebih pantas untuk kamu sayangi, karena dia sangat menyayangi kamu, bahkan ingin hidup selamanya bersamamu. Memang sulit untuk melepaskan rasa ini, tapi sudahlah, cukup sampai disini, saya sudah tidak tahan lagi dengan semua ini, saya tidak mau menjadi penghancur diantara kalian lagi, meskipun kita hanya berteman biasa yang biasa kita katakan “Best Friend Forever”. Kini ku hanya bisa melihat pancaran kebahagiaan itu di wajahmu dan wajahnya. Karena aku tau, kamu bisa dan mampu melakukan semua itu. Berikan dia perhatian yang lebih dari semuanya, setelah apa yang kamu lakukan. Aku hanya bisa mendoakan kalian berdua dari jarak yang sangat jauh, tapi saya tau Tuhan pasti mengabulkan doa saya ini. Akan ku kirimkan kalian sebuah bintang di setiap malam dan mengirimkan sebuah embun di pagi hari untuk menceriakan hari-hari kalian, untuk hari ini, esok, dan selamanya. Meskipun ku tak berada di sisi kalian lagi, tapi saya tau kalian akan selalu bisa bertaha dan setia sampai akhir.
        Saat ini, biarkan aku pergi menjauh dari kehidupan kalian berdua, jangan harapkan lagi kehadiran dan kedatangan saya, hapuslah semua kenangan yang telah kau dan aku ukir di waktu yang singkat ini. Mungkin ini yang terbaik untukku, untukmu dan untuknya. Cukup aku yang terluka, cukup aku yang sakit dan cukup aku yang mederita. Jangan ikutkan dia tapi bawalah dia menuju kebahagiaan yang diharapkannya bersama dirimu. Mungkin hari ini, pertemuan terakhir kita, tapi saya tak tau apakah saya sanggup untuk mlakukan hal ini, tapi Insya Allah, karena niat saya yang baik mudah-mudahan saya dapat melaksanakannya, saya akan focus terhadap impian saya, dan tidak ada lagi penerimaan orang dihati saya di hari yang akan datang nanti. Telah kututup hati ini untuk hal ini, dan mecoba untuk membuka lembaran baru dengan hal yang baru dan tidak menggoreskan luka yang seperti ini lagi. Aku mau kamu hidup untuk orang lain, bukan untuk dirimu sendiri. Aku mau kamu mau menolong, bukan untuk ditolong. Aku mau kamu bijak, bukan dibijaksanakan. Karena kamu hidup bukan untuk dirimu sendiri, tapi untuk semua yang ada di sekelilingmu. Saya tau kamu mampu dan bisa menjalankan semua itu.
“Terima kasih untuk rasa sayangnya. Terima kasih untuk cintanya. Terima kasih untuk semuanya. Karena aku telah menyadari kesalahan yang telah saya lakukan. Terima kasih telah mengisi hari-hariku. Mudah-mudahan kamu dapat menemukan bintang itu di dirinya. “

“ep